Merancang API RESTful dengan WSO2 API Manager: Best Practice

1. Pengantar Desain API RESTful
REST (Representational State Transfer) telah menjadi standar de facto untuk membangun API web yang scalable dan stateless. Dengan mematuhi prinsip REST—seperti komunikasi stateless, antarmuka seragam, dan interaksi berbasis sumber daya—pengembang memastikan API mudah dipahami, dikelola, dan dioperasikan. WSO2 API Manager menyederhanakan pengembangan API RESTful dengan menyediakan tools untuk desain, keamanan, dan manajemen lifecycle.

2. Prinsip Inti REST
API RESTful yang dirancang dengan baik mengikuti enam prinsip utama: pemisahan klien-server, statelessness, kemampuan caching, sistem berlapis, antarmuka seragam (menggunakan metode HTTP seperti GET, POST, PUT, DELETE), dan opsional code-on-demand. Contoh: API perbankan mungkin menggunakan GET /accounts/{id} untuk mengambil data dan POST /transfers untuk memulai transaksi. Pelanggaran prinsip ini, seperti menggunakan POST untuk mengambil data, akan menyebabkan kebingungan dan technical debt.

3. Memanfaatkan OpenAPI/Swagger untuk Desain API
OpenAPI (sebelumnya Swagger) menyediakan cara terstandarisasi untuk mendokumentasikan API RESTful. Dengan mendefinisikan endpoint, skema permintaan/respons, dan persyaratan keamanan dalam file OpenAPI YAML/JSON, tim memastikan konsistensi dan menghasilkan SDK klien secara otomatis. WSO2 API Manager terintegrasi dengan OpenAPI, memungkinkan pengembang mengimpor spesifikasi langsung ke API Publisher untuk prototipe cepat.

4. Membuat Definisi OpenAPI yang Efektif
Spesifikasi OpenAPI yang baik mencakup:

  • Jalur sumber daya yang jelas (misalnya, /v1/users alih-alih /getUsers).
  • Penggunaan metode HTTP yang tepat (misalnya, PUT untuk pembaruan, POST untuk pembuatan).
  • Kode respons yang sesuai (200 untuk sukses, 404 untuk sumber daya tidak ditemukan).
  • Skema keamanan (OAuth2, API Key).
    Alat seperti Swagger Editor memvalidasi spesifikasi dan menghasilkan dokumentasi interaktif.

5. Skalabilitas Melalui Penamaan dan Versi Sumber Daya
Gunakan kata benda jamak untuk koleksi (misalnya, /products) dan hindari kata kerja dalam URL. Versikan API melalui jalur URI (/v1/products) atau header untuk mengelola kompatibilitas mundur. WSO2 API Manager mendukung versioning langsung, memungkinkan parallel deployment beberapa versi API.

6. Mengoptimalkan Endpoint untuk Performa
Rancang endpoint yang granular untuk mengurangi over-fetching. Contoh: /orders?status=shipped memfilter hasil di tingkat server. Terapkan paginasi (/orders?limit=50&offset=100) dan kompresi (gzip) untuk memperkecil ukuran payload. Kebijakan caching dan mediasi bawaan WSO2 meningkatkan performa lebih lanjut.

7. Mengamankan API dengan OAuth2 dan JWT
WSO2 API Manager menerapkan keamanan melalui token OAuth2 dan JSON Web Tokens (JWT). Gunakan scope seperti read:orders untuk kontrol akses terperinci. Validasi JWT di gateway untuk memastikan klaim seperti issuer dan expiry sesuai dengan kebijakan.

8. Rate Limiting and Throttling
Cegah penyalahgunaan dengan rate limit berjenjang (misalnya, 100 permintaan/menit untuk tier gratis, 10.000 untuk premium). Traffic Manager WSO2 mendukung spike arrest, kuota, dan concurrent request limits, yang dapat dikonfigurasi melalui Admin Portal.

9. Penanganan Error dan Respons Terstandarisasi
Kembalikan kode status HTTP yang bermakna (misalnya, 429 untuk rate limit, 503 untuk downtime). Sertakan detail error dalam format JSON:

{ "code": "INVALID_INPUT", "message": "Jumlah harus ≥ 1" }  

Fault sequences WSO2 memungkinkan kustomisasi format error dan pencatatan diagnostik.

10. Konfigurasi WSO2 API Publisher: Langkah Demi Langkah

  1. Buat API: Masuk ke WSO2 API Publisher, klik Create API, dan unggah spesifikasi OpenAPI.
  2. Definisikan Endpoint: Konfigurasi endpoint production dan sandbox (misalnya, https://backend-service/v1).
  3. Terapkan Kebijakan: Lampirkan kebijakan throttling, mediasi, dan keamanan.
  4. Publikasikan: Sebarkan API ke Developer Portal untuk akses konsumen.

11. Mengonfigurasi API Gateway
Gateway WSO2 merutekan permintaan, menerapkan kebijakan, dan mengumpulkan analitik. Gunakan Advanced Endpoint Configuration untuk menyeimbangkan beban antar server atau mengaktifkan percobaan ulang untuk permintaan yang gagal.

12. Manajemen Siklus Hidup
Kelola versi API melalui tahapan: CREATED, PUBLISHED, DEPRECATED, dan RETIRED. Beri tahu pengguna melalui Developer Portal saat menghentikan versi lama.

13. Pemantauan dan Analitik
Dasbor analitik WSO2 melacak latensi, lalu lintas, dan tingkat error. Atur peringatan untuk anomali (misalnya, lonjakan error 500) untuk mengatasi masalah secara proaktif.

14. Dokumentasi dan Onboarding Pengembang
Hasilkan dokumentasi API otomatis dari spesifikasi OpenAPI di Developer Portal. Sertakan contoh kode dalam Python, Java, dan cURL untuk mempercepat integrasi.

15. Kesimpulan
Merancang API RESTful dengan WSO2 API Manager menggabungkan prinsip REST, standar OpenAPI, dan alat yang tangguh. Dengan mengoptimalkan endpoint, menerapkan keamanan, dan memanfaatkan fitur siklus hidup WSO2, tim dapat menyediakan API yang skalabel dan mudah dikelola. Mulailah dengan membuat spesifikasi OpenAPI, eksperimen dengan kebijakan WSO2, dan iterasi berdasarkan analitik.

Subscribe to The Blog of Akemapa

Don’t miss out on the latest issues. Sign up now to get access to the library of members-only issues.
jamie@example.com
Subscribe